Saturday, October 24, 2015

"Radhiitu", Saksi indah Sang Pejuang Fajar


Kadang, beberapa persoal hukum di Islam itu begitu unik.
Tentang jual-beli contohnya.
Kau tertarik membeli sebuah barang, misal.
Tapi, ketika ternyata barang yang ingin kau beli sudah ada penawarnya sebelummu.
Maka kau hanya bisa menunggu. Menunggu apa keputusan yang diambil sang pedagang.
Bahkan jika engkau sang pedagangnya.
Jikapun pembeli kedua ingin menawar dengan harga yang bahkan lebih menarik hatimu,
Maka kau harus tetap menghargai saudaramu, yang pertama menawar barang daganganmu.
Setertarik apapun kau dengan tawaran harga kedua, ketiga dst.

Kadang, begitulah menariknya Islam dan hukum-hukumnya.
Pasti akan selalu ada hikmah terbaik disetiap terciptanya sebuah aturan.
Mungkin dimasa depan kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi kelak.
Atas semua perintah, sunnah, dan segala yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
Percayalah, yakinilah dan ridhailah. Karena Allah Maha Mengetahui segalanya.
Dan kau sungguh tidak tahu apa-apa.

“.. boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ..” [QS. 2:216]

Teruntuk kau yang selalu ingin menjadi pejuang fajar yang membeda.
Tidakkah kau ingin selalu kembali kepadanya dalam keadaan ridha juga diridhai?
Maka segera genggam erat keyakinan bahwa Allah selalu tahu yang terbaik untukmu.
Semoga dalam hatimu selalu menetap ketenangan yang mantap disana.
Seperti yang dicari Ibrahim as. di QS 2:260.

Karena hanya pejuang fajar dengan jiwa yang tenang, yang selalu tahu cara terbaik melalui jalan menuju ridha Tuhannya. Yakni dengan membuktikan penyaksian indah itu.


“Radhiitu billaahi rabba, wa bil Islaami diinaa, wa bi muhammadin nabiyya wa rasuulaa.”
 
**
“Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha (puas), dan diridhai. Maka masuklah dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah dalam surgaKu.”
[QS. Al-Fajr: 27-30]