Wednesday, December 24, 2014

Biji Sawi 2

Ardha hanya tak mengerti akan situasi saat ini. Yang dia tahu hanyalah bahwa Bu April masih perduli pada ia dan teman-temannya. Walaupun mereka dipermalukan didepan kelas. Setidaknya itu yang dapat dia simpulkan dari perkataan bapaknya selama ini, "Bapak marah sama kamu berarti bapak masih perduli. Coba kalau bapak sudah gak perduli, bapak diamin kamu. Mau ngapain saja terserah". Baginya sangat mengerikan rasanya 'didiamkan'. Itu lebih menyakitkan. Terakhir kali ibunya pernah begitu marah hingga Ardha 'didiamkan'. Serasa tidak dianggap ada. Tidak diperdulikan. Maka dari itu, walaupun kata-kata Bu April seakan menohok ulu hatinya. Seakan-akan ia satu-satunya murid paling tak beretika. Tapi ia berusaha meyakinkan diri. Semua itu dilakukan gurunya karena ia masih disayang, masih diperdulikan. Seperti itulah penafsiran yang coba ia bangun selama ia dihukum didepan kelas sekarang.

Entah teman-temannya tahu atau tidak, gadis itu sering terlambat akhir-akhir ini bukan karena ia memang telat datang. Meskipun sebelum-sebelumnya geng itu sering telat melakukan ini-itu. Telat bangun, mengantri mandi di kamar mandi asrama, bersiap, telat sarapan pagi, dan aktivitas lainnya. Bukan karena itu, melainkan karena ada tugas yang harus dilakukannya. Menjaga ruangan multimedia sekolah tersebut, ruangan yang seolah menjadi warnet sekolahnya. Ia disana untuk membantu kakak kelasnya. Pekerjaannya selama sebulan ini. Ah tapi apa mau dikata, ia sudah terkena cipratan omelan ibu keduanya disekolah.

Sebelum kelas bubar, Bu April membagikan kertas hasil tugas pekerjaan rumah yang telah dikumpulkan pagi itu. Mereka satu persatu maju untuk mengambilnya. Tiba nama Ardha dipanggil, dia menunduk tak berani melihat Bu April. Setelah mengucap terimakasih ia kembali sambil memperhatikan kertas yang digenggamnya tersebut. Disudut atas kertas double folio itu tertulis coretan pena merah, nilai Ardha beserta sebaris catatan kecil dari beliau.

Esok hari, ia katakan pada penanggung jawab untuk undur diri. Ingin kembali fokus sekolah. Syukurnya ia mendapat upah sepuluh ribu rupiah atas bantuannya menjaga ruangan multimedia sebulan ini. Sudah cukup menyenangkan juga ia bisa mengakses banyak hal secara gratis disana.
Sementara kedua temannya tak terima. Jelas karena mereka juga sering menemani Ardha.
"Kamu kan hampir sebulan ini bantu jaga, sampai malam pula. Ih, kok cuma dikasih segitu ya? Sampai dimarahi ibu guru penjaga asrama. Dipermalukan lagi kemarin dikelas. Sabar ya, dha," ujar Icha sambil menepuk pelan pundak Ardha. Sedangkan Yanda mengangguk membenarkan.

Mereka bertiga sudah sejak lama bersama. Geng Bodo yang cukup dikenal seangkatannya. Ardha, Yanda dan Icha. Mereka sudah terbiasa bersusah senang bersama. Sebagai teman satu kamar asrama dan satu kelas pula. Maka dari itu mereka juga mengerti apa yang dirasakan Ardha. Biarpun orang lain menilai apa, geng mereka adalah geng yang cukup solid.










Yakin

Menjadi hakim untuk orang lain lebih mudah dari menghakimi diri sendiri.
Menasehati orang lain lebih mudah dari menasehati diri sendiri.
Memotivasi orang lain lebih mudah pula daripada diri sendiri.
Semua kekuatan itu, dorongan itu, motivasi itu..
Gali lah dari dalam hatimu yang terdalam ndhuk !
Maka nanti kau akan menemukan inti dari kehidupan ini,
ialah 'keyakinan'. Modal terbesar makhluk.
***

Mungkin benar kata bapak,
"Allah memang Mahakuasa, tapi makhluk juga harus berusaha".
Hanya saja, usaha terpenting yang harus kulakukan pertama kini ialah..
Tancapkan keyakinanmu secara utuh ! Dan apapun hasilnya, yakinlah. Pasti pilihan-Nya yang terbaik.

Thursday, December 18, 2014

Biji Sawi 1

Pagi itu mereka terlambat lagi. Padahal mereka tinggal di asrama, dekat sekali jaraknya dengan sekolah. Tak butuh waktu lama tuk sampai, berjalan pun paling hanya menghabiskan waktu beberapa menit saja. Entah sudah yang keberapa kalinya mereka seperti itu ditahun pertama menjadi murid sekolah menengah atas.

Geng beranggotakan tiga gadis muda itu cukup dikenal semua guru di sekolah pinggir kota tersebut. Seperti kebanyakan orang yang lebih cepat mengenal personal yang terbaik maupun yang terburuk. Maka, citra geng tersebut saat ini masuk kedalam kategori mudah dikenal karena karakternya yang kurang baik. Sungguh sayang seribu sayang.

Ardha lupa mimpi apa ia semalam. Sudah kesekian kalinya geng mereka terlambat datang, guru-guru enjoy saja menyilahkan mereka masuk. Biasa saja, tak marah atau bahkan tak acuh. Tapi hari ini berbeda dengan hari sebelumnya. Tak sama. Saat kaki-kaki kecil itu baru memasuki kelas hendak berjalan menuju bangku kosong, Bu April bersuara tegas, "Jangan duduk dulu, silahkan berdiri didepan kelas!"
Mengheningkan seketika murid-murid yang sebelumnya sempat berbisik, tak fokus belajar.
Yang menjadi objek pembicaraan pun segera paham, menurut meski dengan wajah tak suka.
Jelas sekali, sepertinya mereka akan dipermalukan pagi itu. 
Dan memang benar, semprotan kata demi kata mengalir lancar untuk mereka bertiga, aktris kelas X-1. Bu April nampak seperti meluapkan amarahnya selama ini kepada geng 'Bodo' yang beranggotakan si juara sekolah. Hingga dipuncaknya, suara lembut itu menjadi semakin berat
" Lebih baik saya mengajar anak-anak yang ber-IQ biasa tapi rendah hati daripada mengajar anak-anak pintar tapi tak mau diajar, kurang beretika. Kalian pikir kami para guru biasa ini harus menghamba-hambakan diri untuk murid seperti itu?"
Pertanyaan itu serasa menusuk tajam telinga Ardha. Wajahnya kebas dalam tundukan. Ia tahu maksud dari gurunya.
Tak ada murid yang berani menjawab. Kelas kembali hening untuk beberapa saat. Hingga akhirnya Bu April kembali berbicara untuk mempersilahkan mereka ikut belajar meski dengan duduk lesehan didepan kelas. Malu sekali mereka pagi itu. Geram, ingin marah.

  




Seperti Mentari

Engkau itu harusnya seperti mentari.
Jika pun harus tenggelam disuatu tempat, maka ia akan terbit ditempat lainnya.
Engkau itu harusnya seperti mentari.
Yang akan selalu menyinari sekitar dengan segala kebaikan dan manfaat yang dapat diberikannya.
Yang akan selalu menghangatkan yang lain dalam dekapan erat ukhuwahnya.
Dimanapun dan kapanpun, selalu berusaha membiaskan cahaya kebaikannya tanpa lelah.

Engkau itu harusnya seyakin mentari.
Jika satu pintu tertutup, maka sebenarnya satu pintu lain sedang terbuka.
Jika satu kesempatan hilang, pun satu kesempatan lain justru akan bermunculan.
Takkan ada rasa putus asa. Takkan ada rasa kecewa.
Takkan pula berlarut-larut dalam kesedihan dan lagi kegelisahan.
Hanya keyakinan dan rasa percaya akan janji-janji kehidupan yang baik.
Hanya itulah yang akan kau temukan disana, dibenaknya.
Dibenak mereka yang mencahaya bagai mentari.
Dibenak mereka yang tenang nan teguh dengan keyakinan terhadap janjiNya.


Hey, haruskah ku katakan lagi?
Kau.. belajarlah pada mereka yang berjiwa mentari.
Kemudian bersinarlah seperti bintang besar itu,
dan rangkul lah yang lainnya,
agar langit bernama kehidupan ini
semakin terang benderang dengan berjuta bintang yang menghiasimya.




Tentang Mata dan Hati


Kemungkinan demi kemungkinan bisa saja terjadi.
Akan lebih baik jika mata ini dipelihara sebaik mungkin.
Melihat hanya yang berhak dilihat.
Dimanapun-- Dunia nyata, maya, fikiran --dimanapun.
Menundukkan pandangan adalah suatu bentuk kehormatan.
Seperti seorang ratu yang senantiasa dihormati.
Maka tak semua mata bisa bebas memandang.

Pula, menjaga pandangan orang lain juga penting.
dengan tidak menunjukkan keindahan yang mestinya terjaga.
Agar tak mengundang mata-mata tuk memandang.
Mengamati keindahan yang bukan haknya dengan semaunya.

Ini tugas kita semua,
Tugas tuk semua laki-laki & wanita yang percaya akan janji kehidupan yg baik.
Menjaga kehormatan diri dan mencegah berkurangnya kehormatan diri.

Hey, ayo saling ingatkan sesama.
Biar hati-hati dengan mata.
Lebih hati-hati lagi dengan mata hati.
***

[Peraturan Cahaya ke- 30 & 31]

Wednesday, December 10, 2014

Hati-hati dengan hati

Harus hati-hati dengan pilihan hati ya..

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'di -rahimahullah- berkata:
"Hati yang lurus adalah hati yang apabila ia mengetahui sebuah kebenaran lalu mengikutinya. Dan apabila mengetahui sebuah kebathilan lalu meninggalkannya."
~Al Qawaidul Hasan

Kebenaran itu ialah segala kebenaran yang dibenarkan Allah, termaktub dalam Qur'an dan hadist.
Tak peduli berjuta manusia mengatakan suatu hal adalah benar, tapi di mata Allah itu tetap salah, maka hal tersebut tetaplah salah. Tak peduli meski banyak orang yang berusaha membela dan membenarkan. Pun begitu pula sebaliknya.

Apa yang membuat hatimu gelisah (syak), barangkali itu pertanda bahwa yang engkau lakukan itu merupakan kesalahan.

"Istafti qalbak"
Tanyakan kepada hati kecilmu. Karena hati ialah seonggok daging kita yang selalu terhubung dengan sang Penciptanya. Seonggok gumpalan darah itu, bila ia masih bersih, maka fungsinya untuk membedakan mana yang baik dan yang benar akan berjalan dengan baik.

Tapi, berhati-hatilah ketika hati kita sudah tertutup kabut dosa.
Maka hati, sang nakhoda atas gerak tubuh kita, akan berkurang fungsinya.

Moga selalu ditetapkan hati kita didalam kebenaranNya.

Kisah Sang Penjahit

Aku ingin bercerita, mengulang cerita lebih tepatnya.
Silahkan dibaca jika luang.
***
Alkisah di zaman dahulu kala, ada seorang penjahit di sekitar Jazirah Arab.
Sebut saja beliau sebagai Abdullah. (Karena aku juga tak tahu pasti namanya :D)
Beliau penjahit yang cukup dikenal ahli disana. Banyak orang yang percaya untuk menjahitkan pakaiannya kepada penjahit tersebut. Pun karena memang hasil jahitan beliau juga baik.

Dari kebanyakan pelanggan beliau, tersebutlah seorang dari kaum seberang yang juga sering memberikan kain untuk dijahitkan oleh beliau. Kita sebut saja dia si pria dari kaum seberang ini sebagai si Fulan. Dia selalu menjahitkan pakaiannya di tempat Abdullah.
Ah, tapi apa spesialnya langganan satu ini dari pelanggan jahitannya yang lain sehingga harus kuceritakan?
Bedanya adalah, si Fulan ini selalu membayar Abdullah atas hasil jahitannya dengan uang palsu. Selalu saja begitu sejak awal. Tak pernah ditolak sekalipun uang palsu yang ia jadikan sebagai alat pembayaran tersebut. Makanya ia tak pernah berhenti untuk menjahitkan pakaiannya pada Abdullah.
Hingga suatu waktu, Abdullah harus keluar kota dan meninggalkan urusan jahit-menjahit kepada asistennya. Maka, ketika itu, datanglah si Fulan yang hendak mengambil barang jahitannya. Dan seperti biasa, ia berikan uang palsu yang selama ini digunakannya untuk membayar ongkos jahitan.
Pada saat itu juga, saat asistennya tersebut mengetahui bahwa uang yang akan digunakan untuk membayar itu adalah uang palsu, maka si Fulan ditolaknya. Fulan akhirnya pulang tanpa membawa barang jahitannya. Meski awalnya ia juga sempat heran. Selama ini tak pernah ada penolakan dari Abdullah ketika ia membayar dengan uang palsu.
Ketika Abdullah selesai dari tugasnya dan kembali pulang, sang asistennya dengan mantap dan bersemangat melaporkan usaha penipuan yang telah digagalkannya tersebut.
Dan tahukah kalian?
Si asisten tersebut justru dimarahi oleh Abdullah!
"Apa salah saya tuan sehingga anda marah ketika saya menolak si Fulan tersebut? Padahal dia kan membayar dengan uang palsu?" tanya asistennya heran.
"Ya. Anda tidak salah. Hanya saja kurang benar. Saudaraku, jangan engkau berpikiran selama ini aku tak tahu bahwa ia selalu membayarku dengan uang palsu. Aku tahu kalau ia selalu berusaha menipuku. Dan aku memang selalu menerima uang yang diberikannya hanya saja aku tak pernah memakainya.
Uang palsu itu.. Aku langsung membuangnya kesumur setiap aku mendapatkannya. Kenapa? Tentu saja agar tak ada lagi orang lain yang tertipu akibat uang palsu miliknya. Cukup hanya aku saja. Coba kau bayangkan saat ini, mungkin diluar sana, uang yang tadi kau tolak mungkin saja bukan ia gunakan untuk menipu yang lainnya?" jelas Abdullah kecewa.
Asistennya tersebut hanya terdiam membenarkan perkataan tuannya.
***
Thanks for reading.
‪#‎SalamIQRO‬!
[|RIS]

Renungan Bunda Tentang Ayah

Anakku...
Memang ayah tak mengandungmu,
tα̇pi darahnya mengalir didarahmu, namanya melekat dinamamu...

Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu...

Nak...
Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya...

Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu...

Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri...

Bunda hanya ingin kau tahu nak...
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda...

Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu...
(copas)

Oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA.

Selamat menyejarah teman...

Sosok yang dirindukan, meski begitu singkat tapi ia mampu menyejarah..
Umar ibn Abdul Aziz.
Pemimpin yang dirindukan.
Dengan zaman kepemimpinan sekarang ini, yang mungkin banyak terselip kekurang-baikan pemerintah, janganlah kita semua mencerca dan pesimis. Apalagi sampai mengambil golongan putih..
Karena belum tentu semuanya sama,
masih akan selalu ada orang-orang baik yang Allah swt sisipkan ditengah mereka untuk menjadi sang pembenah.

“Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh..
Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan semuanya.”
Atau jika memang pada akhirnya sudah tak ada lagi kebaikan dari pemerintah kita, maka curigalah..
Barangkali kita yang Allah tunjuk dimasa depan untuk menjadi lilin penerang dalam kegelapan zaman..
Menjadi penebar cahaya kebaikan.
Semua mungkin terjadi, kita takkan pernah tahu masa depan kita.
Selamat menyejarah teman...
Namun untuk menyejarah, kita perlu "kesempatan dan kesiapan".
Bila memang saat ini kesempatan belum Allah swt hadirkan,
maka siapkanlah diri untuk kelak tampil menyejarah.

Monday, December 8, 2014

Prologue of Mardhatillah Seeker

“Ardha, kenapa kau pandangi terus-terusan benih bunga dandelion itu?”

Gadis itu menoleh sejenak,
“Tidak apa-apa. Aku hanya merasa bahwa aku ini sepertinya.
Sedikit saja hembusan angin menerpa. Aku akan dapat beterbangan kemana-mana.
Dasar makhluk memang lemah !
Tapi syukurlah, dengan adanya hembusan kecil itu, aku jadi bisa tersadar tentang kelemahan sejatiku. Bahwa aku memang lemah sebagai makhluk.
Lagipula, aku memang seharusnya bersyukur, kan?
Meski harus terpisah, hembusan kecil itu justru menerbangkanku untuk menemukan jalan baru. Bahkan membawa ku ke tempat tumbuh berkembang yang baru. Yang lebih baik.
Ya. Hembusan kecil itu lagipula cukup menyejukkan.
Hembusan kecil itu, takdir Tuhanku Yang Maha Baik.”

[IRIS]

Saturday, December 6, 2014

Keep Calm

Langit memang tak selalu cerah,
tapi langit juga takkan terus menerus mendung..

Jalan hidup memang tak selalu lurus,
tapi ia juga takkan selalu berkelok..

Beginilah roda kehidupan yang akan selalu berputar,

maka itu...
bila sedang berada diatas kita tidak boleh terlalu bahagia & sombong..
dan bila dibawah, kita jua tak boleh terlalu terlarut duka cita..

Apapun yg terjadi, teruslah bersyukur pada-Nya..
[QS.Ibrahim:7]

dan bila perlu minta tolonglah pada-Nya dgn sabar & sholat,
[QS.2:153]

Karena semua kejadian pasti ada hikmahnya,
Allah Maha Tahu.. sedangkan kita tidak...

"Jika kebahagiaan ibarat sinar matahari dan kesedihan ibarat rintik air hujan.
Sungguh, kita memerlukan keduanya tuk melihat indahnya pelangi,"

Sungguh, berhusnuzhan kepada Allah akan mampu meneguhkan iman, menumbuhkan kesabaran dan mengusir hazan di dalam hati.

Mengingat,
"Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku"

Keep positif thinking!




Tetaplah Kokoh!

Semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin yang bertiup.
Andaipun dedaunannya harus berguguran, tetaplah kokoh.
Mengakar dengan kuat, mencengkeram erat bumi.
Cengkeramlah seerat mungkin keteguhan mu, keyakinanmu, ndhuk.
Setiap ujian yang melanda, pasti ada hikmah yang selalu tersembunyi disebaliknya.
Setiap kesusahan yang menimpa, pasti akan ada kemudahan yang 'kan menanti.
Pasti. Mungkin jika tidak hari ini, esok atau lusa, kita pasti akan menyadarinya.
Pasti. Yakin saja pada Tuhanmu. Yakinlah pada Allah selalu, ndhuk.
Bertahanlah karena kau ber-Tuhan!

[IRIS]

Monday, July 21, 2014

PKM ini ladangnya ujian..

Aku tak tahu mana yang lebih baik bagiku.
Semoga Allah selalu menuntun ke jalan Nya yang benar.
Tidak membiarkan kita terperosot jatuh ke jurang neraka-Nya.
Aamiin..



Thursday, February 27, 2014

33-Cahaya di Langit Jogja

Jalan ini begitu gelap, mencekam.
Menakutkan, kecemasanku semakin bertambah dalam..
Bila saja aku salah jalan, aku bisa terperosot jatuh ke jurang yang suram.

Perlahan menapak, samar-samar mulai terlihat cahaya yang kian lama begitu terang.
Jalan memang mulai sedikit terlihat, meski samar & gelap masih menyapa.
Akan tetapi, kenapa jalan menuju cahaya terang benderang itu tampaknya begitu jauh dan penuh batu terjal?

Ku edarkan pandangan ke sekeliling, mencoba mencari cahaya yang ada.
Saat menghadap kembali kedepan, tiba-tiba 3 cahaya kecil hadir menemaniku.
Dan gerbang itu, kenapa terlihat mulai menutup??

...
"3 cahaya itu ialah kunci pembuka gerbang cahaya utama.
Jika kau ingin keluar dari negeri malam ini, jangan biarkan salah satupun padam.
Jagalah dirimu dan cahaya itu bersamamu.."
...
wussss..

Bisikan itu hilang bersamaan sepoi angin.
Hampir saja menggoyahkan cahaya 3 lilin kecil ini.
Aku terdiam dengan sejuta tanya.
Benarkah suara itu?
Haruskah aku mengikutinya?

Hhh..
Apapun itu, aku memang harus menjaga diri bukan?
Aku harus tetap menjaga cahaya yang akan menunjukkan jalanku bukan?

Entah ini petualangan atau bukan,
semoga saja gerbang cahaya itu akan mengantarkanku menuju tempat yang lebih baik lagi..

***
Iris dan Negeri Malam
33-Cahaya di Langit Jogja

Thursday, January 23, 2014

Menjaga, berkekalan hingga ke surga-Nya..

Kajian Rutin Pagi Hari (KRPH)
9 Januari 2014 @ Masjid Mardliyyah

Tanpa memulai dengan nama-Nya, sebuah ilmu mungkin berkurang berkahnya.
Tanpa berdo’a pada-Nya, mungkin kita akan kurang mendapat keutamaannya.
Na’udzubillaahi minasy syaithanir rajiim
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahummaghfirlanaa, rabbana zidnaa ‘ilman nafi’aa
Wa laa tuzigh qulubanaa ba’da idzhadaitanaa wa hablana min ladunka rahmah. Aamiin ~

Menjaga Romantisme Pasangan, Moga kekal hingga di surga
Ust. Awan Abdillah


 
Bertahannya tulang rusuk itu, tergantung siapa yang memasangnya (cara memperlakukannya).
Karena setiap kaum Adam telah Allah anugerahi masing-masingnya, maka pilihlah cara memasang kembali yg baik dalam hidupmu yang baru bersamanya.
Dan Allah ciptakan manusia berpasang-pasangan, supaya hidup kita tenteram menenangkan. (QS. An-Naba: 8)




Namun sebelum dari kita memasuki fase menenangkan tersebut, seperti biasa.. syaitan akan selalu berusaha menghalangi kita menuju kehalalan yang diridhoi Allah swt tersebut dengan 4 tipu daya nya, yakni:
1. Ditumbuhkannya rasa minder,
Mungkin ini biasanya terjadi pada mereka yang ahli kufur. Kurang mensyukuri atas nimat apa yang Allah swt telah berikan, sehingga merasa kurang percaya pada diri ini dan berakibat pada keminderan diri untuk menuju fase tersebut.
Contohnya:
- Merasa rupa tak sempurna (mungkin karena orang seperti ini lupa berterimakasih pada Rabbnya yang telah begitu sempurna menciptakannya.
- Atau merasa ekonomi tak berkecukupan (mungkin karena beliau lupa bahwa selama ini Allah swt selalu mencukupi kebutuhan kita, pun begitu Allah juga telah menjamin dalam kalamNya di surah An-Nuur) - dll
2. Ditumbuhkannya rasa PD tingkat tinggi (over selfconfident)
Pada tipudaya ini, syaitan menjadikan seseorang begitu merasa percaya diri yang tinggi dengan anugrah Allah swt yang memang ada lebih pada diri-Nya, sehingga ia akan menjadi personal yang selektif. Merasa perlu mencari pasangan yang selevel dengannya, sehingga waktu akan habis hanya untuk memilah dan milih mana yang selevel dengannya.
3. Ditumbuhkannya prinsip menikah sekali seumur hidup.
Menurut beliau (Ust Awan) tentunya dengan ilmu yang ada padanya, prinsip ini termasuk salah satu tipu daya syaitan karena dengan prinsip seperti ini seseorang cenderung sangat hati-hati untuk memulai kehidupan baru bersama pasangannya kelak. Sehingga kehati-hatiannya tersebut juga menimbulkan rasa takut bagaimana bila pasangan esok tak sesuai, dll., dan ini akan menjadikan personal tersebut memiliki kecemasan/ kekhawatiran tinggi bila harus memulai hidup baru bersama orang asing dalam kehidupannya mendatang.
4. Ditumbuhkannya rasa takut.
Pada bab ini, sebenarnya ada 12 macam rasa takut yang menjadi tipu daya syaitan. Namun karena waktu yang kurang mencukupi, hanya ada 2 macam takut yang bisa dijelaskan. (Bila hanya disebutkan pointnya saja dikhawatirkan akan muncul berbagai pemahaman yang bisa saja berbeda).
- Yang pertama adalah takut berkurang baktinya kepada orangtua setelah menikah.
Padahal justru setelah menikah, bertambah lagi yang akan sayang dan kasih kepada orang tua kita (mis: istri dan anak-anak)
- Yang kedua adalah takut akan terjadinya perceraian.
Hal inilah yang akan kita bahas dalam kajian.

Cinta itu sesuatu yang harus selalu dipupuk, disuburkan terus.
Jangan takut cerai, cerai itu terjadi hanya bila cinta yang ada tak dipupuk.
Dibiarkan saja hingga layu terkulai.

Menikah itu menyempurnakan setengah agama.
Kenapa?
Karena pahala-pahala itu separuhnya ada di perjalanan pernikahan.
Semua yang dilakukan setelah menikah akan terganjar pahala Allah swt.
Misalnya, memuji masakan istri lebih berpahala ketimbang memuji masakan warteg, bercanda dengan pasangan akan lebih berpahala dibanding dengan yg lain, dll.

Berikut ini akan ada 6 tips menjaga keromantisan yang bersumber dari pengalaman empirik banyak orang, termasuk yang beliau terapkan juga.

The first is..

Ekspresifkan cinta kita pada pasangan.
Cinta itu luas maknanya, dan tiap orang memang memiliki cara yang berbeda pula dalam mengeskpresifkan cintanya.
Jika tipe personal pasangan romantisme, coba ekspresikan pas pada saat titik/moment berharga pasanganmu.
Misal saat miladnya*, atau saat ulangtahun pernikahanmu kelak. Wanita itu akan terharu bila ia melihat (tanpa sepengetahuan suami) ketika suaminya menangisi dengan penuh syukur rumahtangga untuk perjalanan menggapai surgaNya, dll.
*Untuk milad tadi, ada sedikit catatan. Dalam Islam kita hanya boleh memperingati dan tidak untuk merayakan.
Cari moment-moment berharga bagi pasangan, misalkan saat miladnya atau saat ia melahirkan generasimu, memberikan sesederhana apapun pasti akan terasa sangat membahagiakan.
Seperti Ust Awan contohnya, yang biasanya selalu memberikan setangkai bunga setiap istrinya sehabis melahirkan.
Maka cinta akan menjadi penawar luka.
Cinta penawar luka, seperti kisah Abu bakar r.a, yang hilang rasa sakitnya demi kecintaan pada Rasulullah demi melindunginya di pintu gua saat hijrah Beliau saw.
Kita harus cari cara, untuk dapat saling membahagiakan.
Keduanya harus bersama-sama saling memperhatikan.
Kalau pasangan bukan tipe romantis, tipsnya:
- Lihat dulu zaman-zaman sebelum nikah, lihat sms/pesan yang menunjukkan sisi penuh kasih pasangan yg anda simpan. Mis: pesan beliau yang ingin menyegerakan kehalalan, dll. Kaum adam tipe non romantisme pun insya Allah juga dapat terharu bila melihat memori lamanya yang diabadikan pasangan.
- Atau lihat hadiah pertama yang berkesan (disimpan), semoga itu bisa menjadi pengungkit keromantisan hingga berkekalan sampai ke surga.
Keromantisan bisa hancur bila pasangan terngiang-ngiang keromantisan oranglain didepan pasangannya, (ini akan sangat berbahaya!).
Bisa saja menjadi awal konflik. Mis: Pada suatu waktu melihat contoh romantisme orang lain.
Jangan bilang seperti ini, “Abi tu mbok yo romantis kayak si itu”
Jangan begitu. Jangan sekalipun membandingkan pasanganmu dengan orang lain.
Itu dianjurkan tidak boleh dilakukan, karena dikhawatirkan akan menyakiti hati pasanganmu.

Seperti ini juga tak boleh, kelihatannya seperti muji tapi bukan. Justru menyakiti.
Mis: ada seseorang yg ta’arufnya lebih dari sekali dan pada ta’aruf pertama sebenarnya sudah srek namun Allah belum mengizinkan, dan ta’aruf kedua ternyata hampir menyerupai bagusnya. Maka jangan sekalipun mengatakan seperti ini: “Umi, kamu kayak gitu (misalnya: pakai busana begitu..) cantik, mengingatkanku sama mantan ta’arufku yang dulu”
Jangan pernah begitu, bisa berabe ntar urusannya.
Yang lalu biarlah berlalu.
Jika harus mengingat masa lalu, jangan ekspresikan didepan pasanganmu!

Tips yang kedua adalah..
Belajarlah menyukai apa yang disukai pasangan kita.
Ini juga salah satu yang penting.
Bagaimana menikmati ketidaknyamanan demi kenyamanan bersama.
Misalkan jika si istri tak suka makanan pedas, namun sebaliknya.
Jangan hanya karena seperti ini, tumis kangkung pun bisa jadi 2 mazhab, mazhab sambali dan manisi.
Kan gak lucu sih?
Padahal, Allah swt mungkin saja menyempurnakan kita dengan jalan istri yang tak suka pedas, bisa jadi.. biar si suaminya gak makan pedas terus (kan bisa bahaya usus buntu). Masya Allah ya?
Segala sesuatu yang Allah swt berikan, pasti selalu ada hikmahnya. Hanya tinggal kita mau membaca hikmah yang tersembunyi tsb atau belum ingin berusaha membacanya.
Yang jelas, dengan belajar menyukai apa yang disukai pasangan, semoga dapat menambah kesukaannya pada kita juga.

Yang ke-tiga adalah..
Buatlah amal jama’i (bersama pasanganmu)
Kebersamaan akan sangat menentukan keharmonisan.
Ingat, membersamai (beraktivitas bersama, fokus untuk kebersamaan) akan berbeda bila hanya duduk bersama (tanpa aktivitas bersama, fokus hanya untuk pribadi).
Misalnya nih makan sepiring berdua (Kalau Ust. Awan, beliau sampai anak ke 4, kebiasaan ini tetap bertahan. Hingga sampai anak ke 6, beliau mengalah demi istrinya yang juga harus menghabiskan makanan batitanya. Masya Allah.)
Atau bisa saja, ngaji bareng rutin tiap hari, ta’lim bareng, belajar bareng, dll.

Yang ke-empat adalah..
Buat waktu muhasabah bareng
Minimal sebulan sekali, maksimal 2 bulan sekali.
Muhasabah, saling menasihati (bawa anak/keluarga kecil).
Ini juga sebagai pendinginan untuk anak-anak bahwa orangtua itu terbuka dgn anak.
Muhasabah, saling koreksi, menyampaikan kritik dan saran demi menjaga keharmonisan keluarga.

Tips langgeng yang ke-lima ..

Ketika kita betul-betul bisa menghormati atau menghargai orangtua pasangan kita
Akan semakin bertambah cinta pasanganmu kelak, bila engkau pun pandai mengambil hati mertua. Insya Allah akan setia.
Ini berkaitan dengan salah satu takut (tipu daya syaitan tadi),
Yang menjadi penghalang nikah salah satunya tadi ialah takut kurang baktinya kepada orangtua.
Untuk seperti ini, kita perlu ubah mindset, justru dengan menikah dia (atau kita) insya Allah akan berusaha memberikan waktu, kesempatan, juga tenaga untuk bersama-sama berbakti pada orangtua kita (atau orangtua pasangan kita.)

Tips ke-enam itu..
Jangan Tengsin, Jangan Gengsian untuk romantisan
Selagi sudah Allah halalkan, selagi masih ada umur, dan selagi Allah mengizinkan, jangan buang kesempatan.
Semoga ini bisa mempertahankan keromantisan berkekalan hingga di Surga-Nya kelak.. Amiin ~

Question & Answer

1. Kalau long distance?
Komunikasi adalah harga minimal yang harus dijaga. Tapi ingat, long distance bukan selama-lamanya hanya tuk cari nafkah saja. Jangan hanya karena dunia, harus terpisah. Ngapain coba?

2. Kalau lagi marah, apa yang harus saya lakukan?
Anda boleh mengalah, atau tunggulah sejenak hingga damai hati. Baru mulai bermusyawarah bersama.
3. Bagaimana jika ilmu istri lebih tinggi, tetapi laki-laki tidak ingin didahului! 99 % laki-laki rata-rata gak suka digurui sama istri. Mungkin untuk hal ini, lebih kepada cara nasehatin, biar suami gak sakit hati. Jangan langsung pas suami buat kesalahan, bisa jadi menunggu moment yang tepat.

Sekilas info:
- Ust. Awan, tausiyah setiap Ahad sore, di Jl. Kaliurang km 5,6 @ Masjid Nurul Islam.
- Ust. Awan, in MQ FM, selasa malam rabu. Pukul 7.30-9.00 malam.
- In RRI Pro 2 >> 102,5 / 105,2 FM. Senin sore jam 5.
- khusus ikhwan..
Ust Awan buka peluang untuk yang ingin dakwah merangsep jogja (komunitas taman surga /da’i keliling, insya Allah diajarin cara ceramah, publik speaking juga, dll.)

Sekian dulu episod kajian kali ini.
Semangat berbagi !
Seperti kata Rasulullah saw, “Yang hadir harus menyampaikan kepada yang tidak hadir dalam sebuah majelis ilmu”
Segala puji hanya bagi ALLAH Subhanahu wa Ta’ala, pemilik segala ilmu.
Shalawat tak lupa pula untuk Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, sang penjembatan ilmuNya.
Semoga kita selalu dituntunNya menuju cahaya penuh ilmu, dijauhkan dari gelapnya kejahiliyahan diri. Amin ~
Akhiri majelis ilmu kali ini dengan istighfar 3 x
Dan doa kifaratul majelis.
Assalamu’alaikum wr. wb...

QONA'AH SIFAT MULIA YANG "WAJIB" DI MILIKI PARA ISTRI

Ibadah itu perlu ilmu, perbanyak bekal .. ^^

Sikap qana'ah atau menerima apa adanya (nrimo) pada masalah kebendaan (duniawi) dalam kehidupan suami istri sangat dibutuhkan.

Terutama bagi seorang istri ,tanpa adanya sifat qana'ah maka bisa dibayangkan bagaimana susahnya seorang suami.

Setiap tiba dirumah maka yang terdengar adalah keluhan-keluhan, belum punya ini belum punya itu, ingin beli perhiasan, pakaian baru, sepatu baru, jilbab baru,perkakas rumah tangga, furniture, dan lain-lainnya.

Alhamdulillah bila sang suami memiliki banyak harta apabila tidak maka yang terjadi adalah pertengkaran dan perselisihan melihat kedudukan suami dengan sebelah mata karena gaji yang kecil .

Terkadang keluar keluhan bila si Fulan bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar mengapa engkau tidak???

sehingga impian membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah warrahmah semakin jauh.

Hati menjadi resah dan gundah lalu hilanglah rasa syukur, baik kepada suami maupun kepada Allah.

Bila hal ini sudah menimpa pada seorang istri maka waspadalah ya ukhti,….sesungguhnya engkau telah membebani suamimu diluar kemampuannya.

Engkau telah membuatnya terlalu sibuk dengan dunia untuk memenuhi segala keinginanmu.

Berapa banyak kaum suami yang meninggalkan majelis ilmu syar’i demi mengejar uang lemburan?

sebelum menikah rajin datang ke tempat majelis ilmu setelah menikah jarang terlihat lagi, mungkin tadinya datang setiap minggu sekarang frekuensinya menjadi sebulan dua kali atau sekali bahkan mungkin tidak datang lagi!!!

Atau berapa banyak kaum suami yang rela menempuh jalan yang diharamkan Allah Ta’ala demi membahagiakan sang istri tercinta.Yang terakhir ini banyak ditempuh oleh para suami yang minim sekali ilmu agamanya sehingga demi ”senyuman sang istri” rela ia menempuh jalan yang dimurkai-Nya.

Wal’iyyadzu billah.

Duhai, para istri…engkau adalah sebaik-baik perhiasan diatas muka bumi ini bila engkau memahami dienmu.

Maka jadilah wanita dan istri yang shalihah,itu semua bisa dicapai bila engkau mampu mengendalikan hawa nafsumu, bergaul hanya dengan kawan-kawan yang shalihah dan berilmu,dan tutuplah matamu bila engkau melihat sesuatu yang tidak mungkin bisa engkau raih, lihatlah kebawah masih banyak yang lebih menderita dan lebih miskin hidupnya dibandingkan engkau.

Maka akan kau temui dirimu menjadi orang yang mudah mensyukuri nikmat-Nya.

Sifat qana’ah ibarat mutiara yang terpendam di bawah laut, barangsiapa yang bisa mengambilnya dan memilikinya maka beruntunglah ia.

Seorang istri yang memiliki sifat qana’ah ini maka dapat membawa ketentraman dan kedamaian dalam rumah tangganya.

Suami merasa sejuk berdampingan denganmu, rasanya akan enggan ia menjauh darimu.

Betapa bahagianya para suami yang memiliki istri yang qana’ah, para istri bisa memiliki sifat ini bila ia mau berusaha sekuat tenaga dan berdo’a kepada Allah semata.

Ya, Allah janganlah kau jadikan dunia satu-satunya keinginan utama kami,

Aamiin.

Wallahu a'lam bishshawwab.

By: Ummu Raihanah, Bumi Allah, Sydney.