Wednesday, April 22, 2015

Kita berbeda untuk saling melengkapi

Ini hanya tips. Karena kita berbeda, maka saling melengkapilah.
*Nah tips ini terutama untuk mengajak seseorang hobi membaca. Insya Allah sudah diterapkan.

Disekeliling kita mungkin banyak yg masih kurang suka membaca. Apalagi yang tebal-tebal. Jangankan membaca, melihat tebalnya buku saja mungkin sudah membuat malas.
Maka disinilah fungsi itu hadir. Kita berbeda untuk saling melengkapi.
Kita, dengan minat membaca yang sudah cukup baik, mungkin bisa membacakan sepenggal isi yang menarik dari sebuah buku. Biarkan seseorang tsb menjadi pendengar terlebih dahulu. Itulah langkah kecil pertama kita di awal.
Bacakanlah hal-hal terbaik yg perlu ia tahu dari buku-buku terbaik. Apalagi jika itu bisa menyentuh sedikit sisi kehidupan yg dialaminya. Sembari diiringi nasehat-nasehat yg baik. Lama-kelamaan pasti akan ada hasilnya, insya Allah.
Step by step, keep calm, and remember always they need a process.

Jika suatu saat, ia memutuskan untuk menyukai jenis buku tertentu. Maka biarkan tanpa paksaan. Sembari terus berusaha mendengarkan penggalan bacaan buku genre lain yang juga menarik yang ia harus tahu. Begitu prosesnya terus menerus.
Hingga suatu saat nanti, ketika ia sudah hobi membaca. Bisa melahap satu buku dalam waktu yang cepat. Maka lengkapilah ia dengan satu pernyataan ini.

"Teman, bagaimanalah menurutmu, kita mampu dan begitu tertarik untuk membaca buku-buku mengasyikkan itu dalam waktu cepat. Tapi mengapalah kita sulit tuk membaca al-Qur'an yang hanya setebal 600-an halaman itu? Lama benar kita mengkhatamkannya.."

Monday, April 20, 2015

Catatan Seminar Kepenulisan: "Berkarya lepas dan berkualitaslah!" bersama Tere Liye

Sebenarnya ini catatanku dihari Minggu, tanggal 30 Nov 2014 lalu.
Catatanku ketika mengikuti Seminar Kepenulisan: "Berkarya lepas dan berkualitaslah!" bersama Tere Liye.
Bacalah jika kalian mau. Semoga ada manfaat yang bisa dipetik :)
***

Pagi yang cerah ini dibuka dengan pembacaan sepenggal ayat cintaNya.
Qur'an surat al-Qalam (1-7) dalam 7 bahasa.
"Demi qalam (pena) dan apa yang mereka tulis"

Kemudian ada sebuah pembukaan yang ingin aku abadikan dalam tulisan.
Kalian tahu, Allah menciptakan alam ini dengan Nur Muhammad, yang kemudian dibagi empat.
Dan salah satunya yakni dijadikannya pena atau qalam untuk menuliskan kitab Lauh Mahfuz. Dan tahukah? Mungkin saja itu mengajarkan kesempatan bahwa ada celah yang menghikmahkan kepentingan pena dan apa yang dituliskannya.
Maka kusimpulkan sejenak diawal.
Ris, berkaryalah, menulislah, jadilah khalifatullah dalam menebar hikmah-Nya!

Maka setelah berbagai acara pembuka itu, dimulailah pelajaran kita.
Bang Darwis datang mengambil alih kelas menulis pagi itu.

Hai kawan, pahamilah terlebih dahulu hal yang akan kusebutkan dari Bang Darwis ini.
Pahamilah bahwa menulis itu persis bagaikan menumbuhkan biji atau menyalakan api di dada kalian.
Yang sungguh-sungguh menulis, maka ia bisa membesarkan nyala-nyala api, mencahayai bahkan dua per tiga seluruh penjuru bumi.
Yang sungguh-sungguh menulis, maka ia bisa menumbuhkan pohon kebaikan yang terus tumbuh subur, memberikan tempat bernaung, memberikan bebuahan yang manis dan menyegarkan, membagi oksigen, dan berjuta manfaat lainnya.

Menulislah, dan jadikan motivasi terbaik didalam hati. Karena energi kepenulisan kalian akan selalu tercukupi manakala motivasi kita seperti itu.

Ya. Tentu ada tips-tips menulis yang disampaikan beliau.
Yang pertama adalah itu tadi, pastikan dulu punya motivasi terbaik menulismu.
Walaupun tulisan tersebut sederhana, kalian bisa menyebarkan buah kebaikan dimana-mana, multiply, berkali-kali dimanapun. Atau kita sebut saja ia jadi ilmu yang bermanfaat, amal jariyah.

Yang kedua, tulislah apa yang kita kuasai dan apa yang kita sukai :)
Karena tulisan kalian, kalianlah yang lebih tahu. Apapun bisa jadi tulisan, asalkan sungguh-sungguh. Nanti kalian akan bisa melihat buah kebaikan itu.

Yang ketiga adalah mulailah menulis. Mulailah tulisanmu!
Seberapa efektif tulisan? Ialah ketika kamu yang menulis dan orang yang membaca dapat memahaminya.
Tulisan yang bagus, simply, hanya karena kita bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Penulis yang baik selalu bisa menemukan sudut pandang yang berbeda, sudut pandangnya yang spesial.
Maka latihlah diri untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda.
Temukan sesuatu yang berbeda, tak mesti orisinil. Hanya, berbedalah !

Menulislah, tapi perbanyaklah juga membaca. Bahkan kalau bisa persentase membacamu 200% !
Menulislah sebagai suatu kesenangan. Sebagai suatu hobby. Dengan terpaksa atau tidak dipaksa, pahamilah dengan seperti itu. Tumbuhkan bibit menulis menjadi habbit. Menulislah karena ingin bahagia.

Hari ini, manusia bisa menulis ribuan huruf. Sadar atau tidak. Di sms, medsos, dll.
Maka geserlah hal-hal yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat. Ganti dari menulis yang tidak bermanfaat dengan menulis yang bermanfaat. Ganti dengan melakukan hal-hal yang mendatangkan manfaat.
Kalian bisa menulis kapanpun dan dimanapun.
Dari mana saja ide menulis itu bisa didapat. Dengan mengamati, membaca.
Semakin sederhana sebuah tulisan, semakin banyak kesempatan yang membuat orang dengan mudah menangkap, bisa mengerti.
Selalu gunakan cerita untuk menjelaskannya, dengan perumpamaan, dengan cerita yang langsung.

Dalam menulis, ada tiga tingkatan yang dikatakan beliau.
Tingkatan pertama, menulis untuk menghibur dan menemani. Tingkatan kedua menulis untuk bermanfaat dan tingkatan tiga menulis untuk menginspirasi.
Sebagai penulis, fokus saja pada menghibur dan menemani sebagaimana ditingkat awal. Setidaknya agar waktu para pembacamu tidak terbuang sia-sia. Beliau bahkan bilang, dalam menulis ia hanya berniat yang pertama itu saja. Untuk menghibur dan menemani.

Cara terbaiknya menjadi penulis? Ya mulailah menulis dari sekarang, berlatihlah!

Tips kirim ke penerbit?
1. Pastikan naskah kalian sudah selesai
2. Riset kecil-kecilanlah. Agar kalian tau untuk mengirimkan tulisan kalian ke penerbit yang sesuai dengan genre kalian. Pelajari yang mereka suka.
3. Cari tau standar mengirimkan tulisan ke penerbit yang kalian tuju, turuti maunya.
4. Kirimkan dan tunggulah.
Masukkanlah tulisan kalian ke meja penerbit dengan judul, pembukaan pertama yang dikemas dengan baik.
Yakinlah, sepanjang tulisan kalian bagus, itu akan terbit cepat atau lambat!
Silahkan menulis dengan framework atau tidak. Menulislah dengan gaya kesukaan kalian.

Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun lalu.
Maka jangan bersedih jika belum ada pohon-pohon kebaikan yang belum tegak kokoh.
Masih ada waktu terbaik menanam pohon kedua, dan waktunya adalah dimulai dari hari ini.

[IRIS]

"Tidak ada Ibu yang sempurna, Ndhuk"


Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dilingkupi kecemasan, maka Bunda juga gemetar penuh keraguan,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, keraguan itu musnah bagai kabut disiram cahaya matahari pagi,
berganti keyakinan dan keteguhan.

Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita ditimpa musibah, maka Bunda juga menghela nafas, menangis,
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, dia bergegas menyeka ujung matanya, mengusir semua sedih
berganti perasaan riang dan ketulusan.
Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dirundung kekurangan, maka Bunda juga tertatih penuh beban.
tapi sungguh anakku, demi melihatmu, dia bergegas berdiri tangguh, berusaha tegar dengan sisa apapun
berganti semangat menyala terus berusaha
Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Ketika keluarga kita dalam ketakutan, dalam pertengkaran, dalam kegagalan
dalam situasi itu semua, Bunda juga tergugu berharap sandaran dan pertolongan,
tapi sungguh anakku, kau memberikan semua energi tidak terkira itu
Tidak ada Bunda yang sempurna, Nak
Maka kuberitahukan sebuah rahasia kecil ini
Betapa malam-malam, saat kau sudah tertidur nyenyak,
Bunda bersimpuh dengan air mata, berdoa, berjanji,
Akan selalu menjadi Bunda terbaik bagimu.
Walau kita tidak pernah tahu itu.
- Darwis Tere Liye

Ah bunda, engkaulah satu kata penuh cinta itu ..

 

Menulislah Ris!

Mulai sekarang kau harus rajin menulis Ris!
Karena menulis itu salah satu cara terbaik menyebarkan pemahaman yang baik,ris.
Ketika kita berbicara, hanya puluhan atau ratusan saja yang bisa mendengar. Kemudian hilang ditelan waktu.
Tapi tulisan, buku-buku, bisa dibaca lebih banyak lagi.
Dan jangan lupaka, buku bisa abadi. Terus diwariskan dan dicetak kembali.

Itulah harusnya niatmu sejak awal Ris!
Kau juga tak perlu takut bukumu akan dicetak penerbit atau tidak.
Menulislah, Ris!
Niatkan sebagai ibadah. Menjadi khalifah Allah dimuka bumi ini dalam menebar hikmah.

***

Kalau belajar menulis hanya demi menerbitkan buku, laku, kaya, populer, difilmkan, apalagi sibuk menghitung view, like, komen, maka cepat atau lambat akan berakhir pada kekecewaan--bahkan meski semua itu akhirnya tercapai. Kosong saja ketika sudah tiba di titik itu. Semoga kalian tidak memulai langkah yg keliru, mendengarkan orang2/mentor/guru menulis yg keliru.
Menulislah karena itu menyenangkan. Selalu menyenangkan.
Menulislah apa yang harus orang baca, bukan yang ingin orang baca.
Menulislah dengan pemahaman: Tidak semua kata-kata indah itu mengandung kebenaran. Kadangkala, sebuah kebenaran harus disampaikan dengan kalimat yang amat menyakitkan.
Menulislah dalam senyap. Si penulis akan mati, jadi tulang belulang, tapi tulisannya boleh jadi abadi ribuan tahun.
-- Tere Liye
***

Tulis dan sebarkanlah kalimat-kalimat yang baik. Maka kalian bagaikan menanam pohon yang akan berbuah lagi bermanfaat.
"Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kokoh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan seperti itu supaya mereka selaly ingat" [QS. Ibrahim: 24-25]
***

Jelas sekali kebenaran nasehat itu,
"Jika kau ingin menulis maka harus lebih banyak membaca. Mesti berkali lipat bacaanmu dibanding yg ingin kau tulis"
Seperti nabi Isa as. bilang, kau hanya bisa memberi apa yg kau miliki.
Jadi jawabannya sudah kau dapat, kan, nak? Tunggu apalagi. Kau selalu bisa gunakan semua inderamu. Membaca tulisan, mengamati alam dan sekitar, menilik situasi kondisi disekeliling. Kau selalu bisa, mencari dan memikirkan bacaan kuasa Tuhanmu. Untuk kau terjemahkan menjadi hal sederhana yg mudah dimengerti orang banyak. Agar bisa memikirkan, tulisan apa yg baiknya tertulis di kitab amalnya nanti.
Moga kita semua bisa menjadi pembaca dan penulis yg baik ya, demi catatan kehidupan kita masing-masing.
 ***


Terkadang, meski engkau memiliki banyak hal yang ingin disampaikan, kau tuliskan, maka pahamilah bahwa tak semuanya bisa kau katakan dengan lisanmu atau dengan tulisanmu didepan khalayak ramai. Kau harus memikirkan baik-baik sebelum celotehanmu itu didengar orang lain, tulisanmu dibaca banyak orang.
Memilah dan memilihlah.
Apakah pantas hal tersebut diketahui orang banyak.
Apakah keluhan-keluhan itu justru menunjukkan kelemahanmu.
Atau justru menampakkan ketidaksyukuranmu pada hidup yang seharusnya membahagiakanmu ini.
Sederhana saja maksudnya,
Hei kau, nak, berbicaralah dan menulislah yang baik atau diamlah.

Biarlah, tak peduli oranglain bilang apa atas apa-apa yg kita lakukan, atas apa yang kita tuliskan.
Biarkan hati tenang dgn meyakini selalu bahwa semua yg kita lakukan hanya demi mendapatkan kerelaanNya atas diri ini.
Dan berhentilah dari takut melakukan sesuatu hanya karena takut dinilai sok baik dsb.
Ketakutanmu itu justru bisa menjadi riya.
Jadi, cukup lakukan saja. Urusan kita hanya meyakini apa yg kita lakukan untuk Allah. Tak ada yg lain.
Bila orang lain menilai begini begitu, biarlah itu hanya menjadi urusan mereka.
Sesederhana itu saja.

Salah Alamat.

Salah Alamat.
Takkan pernah sampai apa yang menjadi tujuanku, jika aku hanya berkoar di dunia maya.
Tanpa ada aksi nyata untuk mewujudkannya.

Salah Alamat.
Takkan pernah tercapai harapanku, jika aku hanya menaburkan harapan didunia maya ini.
Tanpa adanya do'a sungguh-sungguh yang hanya ditujukan kepada Tuhanku.

Salah Alamat.
Takkan pernah terselesaikan masalahku, jika aku hanya mengeluh dan mengeluh didunia maya ini.
Tanpa adanya usaha menyelesaikannya barang sedikitpun.

Salah Alamat.
Takkan pernah sampai rasa rindu dihati mereka, jika aku cuma berkicau ria disini. Tanpa mencoba berlari mendekat kesana dengan sejuta langkah perbaikan diri, niat dan hati.

Duhai, parah benar salah alamat.
Tapi, akan lebih parah lagi jika hanya bergeming. Bertanyalah pada yang bisa menunjukimu jalan, minta tolong diberi pengetahuan atas diri yang banyak tak mengerti ini. Agar selalu dalam jalur yang benar nan lurus.

Cerita cahaya ke-33


Ini cerita tentang cahaya ke-33


Teman, tak mengapa jika kita memiliki sebuah perasaan khusus kepada lawan jenis saat ini. Sungguh tak pernah ada larangan, karena itu memang sudah fitrahnya kita sebagai manusia. Menandakan kalau kalian benar masih normal.
Tapi teman, perasaan kita yang fitrah itu, kalian tahu diapakan ia seharusnya?
Biarkan ia menjadi fitrah, sebagaimana makna hakikinya. Biarkan ia tetap Fitri, suci.
Dan sesuatu yang suci itu sudah ada aturan mainnya. Kalian hanya akan suci menjalaninya ketika ia telah bersatu dalam ikatan yang suci pula.
Maka, bagi kita yang sadar diri merasa belum mampu menjalani ikatan suci tersebut. Lihatlah, ada sebuah cahaya yang menelisik masuk mengagumkan. Dialah Cahaya ke-33 yang memberikan satu solusi, " Hei kalian, para pecinta yang sadar belum mampu menguntai benang suci itu, hendaklah kalian menjaga kesucian (dirimu). Dan tunggulah nanti Tuhanmu pasti akan memampukan kalian dengan karuniaNya"

Hei, siapalah yang tidak mau karuniaNya?
Jadi, dengan penuh kesadaran diri, yuk kita jaga kesucian diri terlebih hati dengan semakin banyak mendekat pada Illahi. Moga kita semua dihadiahi karuniaNya yang menakjubkan. Amin

Jodoh

Jodoh.
Orangnya sama seperti yang telah tertulis di lauh mahfuz. Tempat dan waktu nya pun telah tetap. Yang membedakan itu ialah bagaimana caramu menerimanya dari Allah. Apakah di ulur penuh kasihNya, atau ..
Hai, sudahlah kawan, bersabar menanti tibanya janji pertemuan indah itu adalah lebih utama bagimu. Akan ada kado terindah dari Allah bagi orang-orang yang bersabar menjaga kehormatan perasaannya. Percayalah.
Waktumu kini akan lebih berharga jika kau isi dengan perbaikan diri teman ^_^
Tak apa menahan diri sesaat demi peroleh kebahagiaan yang kekal kelak.
Yuk, single-mu, muliakanmu!
***
"Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.

Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat sepanjang kalian memiliki sesuatu. Apa sesuatu itu? Tentu saja bukan GPS, alat pelacak, peta, satelit, dan sebagainya, sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagaimana menjaga kehormatan perasaan dengan tidak melanggar nilai2 agama."
Darwis Tere Liye

Nb:
Sobat, kita umat muslim itu trendsetter, jadi jangan ikut-ikutan pacaran, V-days, atau hal nyeleneh lainnya ya. Kita umat muslim bak buku yang siap dibaca plus jadi panutan. Dan di kitab suci, manual book kita juga sudah ada Best settingannya. Petunjuk terbaik untuk menjaga kesucian perasaan itu sendiri.
Yuk coba di aplikasikan biar outputnya excellent

Bolu Pisang


Kebanyakan manusia pasti ingin selalu menunjukkan sesuatu yang terbaik miliknya. Entah itu kemampuan dirinya, benda, kedudukan, pengorbanan dan lain-lain. Bahkan ada yang mengatakan eksistensi adalah salah satu kebutuhan fitrah manusia.
Kita analogikan saja ini sebagai kisah tentang seorang anak muda yang sedang berusaha membuat bolu pisang. Beberapa hal dilakukannya agar bolu pisangnya baik. Hingga ternyata jadilah bolu pisang tersebut.
Lantas apa bedanya bolu itu dari bolu pisang lainnya?
Anak muda itu menambahkan sebuah rasa baru di bolunya. Membuat bolu itu sedikit 'berbeda' dari biasanya. Padahal itu pesanan pelanggan. Berani sekali dia bermain-main. Tidakkah ia ingat slogan timnya? Pelanggan adalah raja.
Tapi akhirnya bolu itu sampai juga ditempat sang pelanggan. Dan bolu itu, sepertinya kurang sesuai harapan. Entah itu selera atau bukan, terkadang sesuatu yang menurut kita terbaik, belum tentu ia akan baik pula dimata orang lain. Mungkin sebelum menunjukkan sesuatu yang terbaik versi kita itu, kita bisa membaca situasi dan kondisi sekeliling terlebih dahulu. Apakah hal ini pantas dilakukan atau tidak. Apakah sesuatu itu baik atau tidak jika dilaksanakan. Apakah ia akan mendatangkan akibat buruk atau justru lebih banyak mendatangkan kebaikan. Atau justru kesederhanaan akan lebih baik dibandingkan sikap berlebihan saat berusaha menunjukkan hal yang terbaik milik kita itu?
Ah, kita selalu saja bisa belajar dari setiap potongan episode kehidupan ini.
Bahwa sesuatu yang terbaik itu bahkan bisa tampak ketika ia begitu sederhana. Begitu tulus, tanpa ada rasa ingin menunjukkan. Sesederhana itu.
Seenak bolu pisang biasanya, original. Tak perlu beraneh-aneh, ia sudah begitu memikat hati. Sungguh, ketika suatu sifat yang terbaik itu asli datang dari dalam kejernihan hati. Tak perlu ditampak-tampakkan. Harumnya akan menguar dengan sendirinya. Semerbak mewangi.

Bersepeda

Perjalanan hidup ini bagiku sama seperti perjalanan bersepeda.
Dari beberapa jalan yg disediakan, ada satu jalan yg jarang dilalui.
Kenapa begitu?
Karena jalan itu sukar lagi mendaki.
Butuh tekad yg kuat dan tenaga yg besar melewatinya.
Tapi kawan. Yakinlah.
Dari kesemua jalan itu, perjalanan pulang yg paling membahagiakan pastilah ketika engkau melewati jalan tadi. Bahkan kau tak perlu mengayuh sepedamu lagi karena kini jalannya telah menurun.
Pasti bahagia rasanya tiba dirumah nanti. Hilang sudah rasa lelah di awal ketika engkau akan pulang ke rumahmu. Perjalanan pulang yg menyenangkan.

Dan begitulah hidup kita. Anggap perjalananmu dari rumah ketempat A itu ialah masa hidupmu. Ketika engkau sampai ditempat A, disitu akhir masa hidupmu. Dan perjalanan pulang kerumah adalah perjalananmu setelah mati, menuju kampung akhirat.
Sungguh, perjalanan pulang ke home sweet home pasti akan sangat menyenangkan meski diawal engkau sukar melewati jalanan mendaki.

*Terinspirasi dari Al Balad & perjalanan dijumat pagi

Salam Pengendali Hati !

Pengendali hati itu selalu lebih keren dari avatar :)

Maka biasalah dlm menyikapi urusan perasaan. Karena sering sekali bukan, ketika seseorang salah mengartikan sikap oranglain, yg nyatanya, orang tsb justru menganggapnya biasa-biasa saja.

Nyesek? Itu hanya akan terjadi kalau kita tidak berusaha mengendalikan hati.
Wah, trus kapan boleh Ge-eR nya dong? Ya nanti, ketika sudah sah.

Nunggu sahnya kelamaan? Nah, biar gak terasa lama, sila diisi dgn fokus perbaikan diri.

Kalau yg ditunggu-tunggu tidak datang juga, malah nyantol ketempat lain? Jawabnya simply saja.
Setidaknya momen menunggu kita takkan sia-sia.
Pasti akan ada ganti yg lebih baik dari Tuhan tuk orang2 yg selalu berusaha memperbaiki diri.
Percayalah !

‪#‎KeepCalm‬
Salam Pengendali Hati

***
Sebenarnya siapa yang membuat kita kecewa?
Kita sendiri.
Kita tidak akan pernah kecewa jika kita selalu mengendalikan harapan. Mau secanggih apapun orang lain memupuk pesonanya, menimbun perhatiannya, kalau kita sempurna mengendalikan hati, no problem at all.

--Tere Liye


The Principle



Seperti setiap benda yang memiliki prinsip kerjanya masing-masing, seperti itu pula kebanyakan individu atau kelompok yang ada disekitar kita saat ini.
Dan berhubung ketidakpastian kondisi hati atau niat mereka ialah salah satu kepastian yg kita miliki. Maka kita selalu bisa menggunakan fungsi filter kita. Menyaring dan hanya mengambil prinsip-prinsip kebaikan dari mereka untuk kita lakukan.
Karena hati manusia begitu mudah terbolak-balik, namun prinsip kebaikan akan selalu mengabadi sepanjang ia sejalan dgn syari'at.


Ambil prinsip-prinsip kebaikannya saja.
Dan tak perlu ambil keburukannya jika memang ada. Tanpa perlu saling mencela dan saling mencari kesalahan satu sama lain.
Sungguh, karena kita semua bersaudara.
Yang terpenting dan memang diajarkan di Qurannya adalah anjuran menuntut ilmu dari ahlinya. Untuk kemudian diterapkan demi mencari wajah keridhoanNya. Dan untuk mengajak sesama dalam kebaikan. Karena syurgaNya teramat luas. Lagipula, bahagia sendiri itu memang tidak menyenangkan.
Satu lagi. Moga apa yg kita lakukan selalu sejalan dgn apa yg tertuntun dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Tanpa melebih-lebihkan diluar petunjuk yg ada.
Hingga kita menjadi pribadi yg beramal ilmiah berilmu amaliah.
Teruntuk kita yang semoga dibimbing Allah menjadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Tetap saling menyayangi, karena sejatinya kita semua satu, bersaudara.

Dengan kelembutan

Pernahkah anda menyiram tembok keramik dgn keras dari jarak agak jauh? Tentu airnya akan balik 'menyerang' membasahi kita, bukan?
Maka begitulah terkadang situasi dikehidupan ini.
Wahai, jika tembok keras itu ibarat seseorang yg kurang menyenangkan sikapnya terhadap kita, maka janganlah balas dgn sikap serupa. Jangan dijauhi, tetaplah terus berusaha bersikap baik kpd sesama.
Jikapun orang itu memang tidak bisa bersahabat dgn kita nantinya. Setidaknya kita bisa meredam permusuhan yg dapat terus berlanjut jika tetap saling membalas. Dan yg terpenting, dgn melakukan hal-hal baik, kita selalu bisa mendapatkan kedamaian dihati.
Seperti kondisi yg akan berbeda jika sebaliknya, saat kita mencoba mendekat lalu menyirami tembok itu dgn lembut.

Sungguh, ini telah diajarkanNya di QS Ali Imran:159.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
 
Semoga perumpamaan simpel yg kutemukan ketika piket KM ini mudah kita terapkan
Jadi, yuk selalu berusaha bersikap baik kpd siapapun. karena setiap kita berhak utk mendapat ketentraman dihati & menjadi jiwa yg tenang.

Edisi: Let it go ..

Hei, dhuk..
Ketidakikhlasanmulah yg membuat semuanya terlihat rumit, sulit, terasa membebani, melelahkan.
Kau lupa kata gurumu?
Tak ada masalah yg tak bisa diselesaikan dgn ikhlas. Apalagi ikhlasnya hanya untuk Allah.
Lepaskanlah, lapangkanlah hatimu, ridhalah atas ketetapan Tuhanmu.
Moga kau menjadi jiwa yg tenang.
Lepaskanlah, moga kau selalu merasa ringan.
Lepaskanlah, moga hadiah yg lebih baik dari Tuhanmu segera menghampirimu. 


Katakanlah, Dia Tuhan yang Mahasatu.
Maka jadikan Dia satu-satunya tujuan atas segala sesuatu.
Semoga berhasil ndhuk !


***

Wahai, ketika kita berani melepaskan sesuatu didunia ini yang paling kita sukai, bukankah justru disitulah letak wujud cinta yang begitu besar itu?
Maka tunggulah. Sang Mahacinta pasti akan memberikan ganti yang lebih baik.


Teringat sejenak cerita tentang sahabat. Betapa besar cintanya kepada Sang Mahacinta.
Sukarela melepas miliknya yang paling ia senangi. Apalagi kalau bukan karena mengharap ridhaNya.
Bahkan takut benar cintanya berpaling dari Rabbnya.
Masyaa Allah, laa haula wa laa quwwata illa billaah
***

Wahai, siapalah lagi yang akan mengerjakan tugas-tugas kita, memenuhi kebutuhan dan kewajiban kita kalau bukan diri sendiri ?
Orang lain mungkin akan simpati ketika melihat kita mengeluh. Simpati sesaat yang takkan bertahan lama. Tentu saja karena semua orang punya kesibukan dan urusannya masing-masing.
Tunggu apa lagi, lakukanlah pekerjaanmu. Bersabarlah dalam menyiapkan tugasmu !
Bismillah, berdoalah semoga hati selalu merasa senang dengan tugas yang telah ditetapkan-Nya.
Biar kerja makin bersemangat dan tak terasa berat.

***
"Hei ndhuk, ingatlah.. Didunia ini tak ada yang namanya beban yang berat. Karena presisi Tuhan takkan pernah salah. Dia selalu tahu kapasitas diri ciptaanNya. Yang berat itu hanyalah jiwa, jiwa kita yang lebih sering kurang mencintai pemberian Tuhan. Lepaskanlah keberatan jiwamu, ubah ia menjadi kerelaan demi cintamu pada Tuhanmu. Oke?!"


Ya. Ketidak-ikhlasanmu lah yg menyebabkan ketidaksederhanaan masalahmu ini.
Jawabannya sederhana. Dan kau sering mendengarnya berkali-kali.
Berharaplah hanya kepada Allah.
Ketika niatmu sesederhana itu, semua masalah hanyalah seperti kapas. Ringan.
Takkan ada langkah yg berat. Takkan lagi terasa lelah.
Sederhana saja, "Wa ilaa rabbika farghab".

Kalau kau benar sayang

Kalau memang benar sayang, kau takkan pernah berhenti peduli.
Sampai orang yg kau sayangi selalu dalam kebaikan. Kini atau nanti.

Kalau memang benar sayang, kau pasti takkan pernah rela bila yg kau sayangi terluka.
Kini atau nanti.

Kalau memang benar sayang, kau pasti tak hanya sekedar mendoakannya dalam kebaikan.
Kalau memang benar sayang, kau pasti akan mengajaknya agar selalu berada di jalan kebaikan. 

Baik dgn menanamkan pemahaman kebaikan melalui lisan. 
Pun jua dgn aksi nyata, tanpa lelah menuntun mereka yg tersayang dlm kebaikan.

Sekali lagi, itu jika memang kau benar sayang mereka, nak.

Ingat kan?
Rasulullah SAW bilang, orang-orang penyayang adalah penghuni surga. Lalu sahabat berseru bahwa mereka saling menyayangi. Dan tahukah? Beliau justru bilang, "kalian belum dikatakan penyayang sampai kalian menyayangi seluruh manusia".
Maka, yuk saling menyemangati tuk tebarkan kasih sayang karena kita rahmatan lil 'alamin.
Moga semua yg kita sayangi selalu dlm keselamatan.
Didunia ini pun diakhirat nanti

Setia

Kesetiaan itu benar merupakan sesuatu yg berharga dimuka bumi ini.
Maka, bagi kalian yg berusaha menjaga kesetiaannya. Yakinlah, dibelahan bumi lainnya, akan ada seorang yg juga sedang berjuang dalam kesetiaannya menunggu kalian yg kelak digariskan berikatan halal untuknya.

Dan bagi kalian yg menginginkan kesetiaan itu, belajarlah melepaskan harapan atas sesuatu yg sifatnya hanya main-main.

Ya. Percayalah selalu janji Tuhan kita.
Lelaki yg baik untuk wanita yg baik, begitu pun sebaliknya.
Dan mungkin rumus ini juga bisa berlaku sama,
kesetiaan hanya datang menghampiri kesetiaan pula.
Tapi yg terpenting adalah, moga semua kesetiaan kita bermuara hanya kepada Allah. Hanya demi mencari ridhaNya.
Biar setianya kekal mengabadi hingga ke surga.

Pacaran ?

Pacaran itu boleh kok. Saya sangat setuju malah.
Asal pacaran itu setelah menikah.

Setelah terungkap benar kpd Allah, janji cinta & keberanian tanggungjawabnya.
Pula, setelah terbukti benar kesungguhannya didepan orangtua kita.
Kalau sebelum sah, buat apa?
Hanya melelahkan hati saja. Karena belum pasti dia jodoh kita.
Belum jelas jadi tidaknya dgn dia, tuk apa buang2 waktu, tenaga, pikiran, juga uang untuk pacaran. Apalagi kalau modal dari orangtua.
Duh, bagaimana pula bisa disebut motivasi belajar?
Kalau karena tak ada kabar jelas saja jadi galau, malah tambah malas.
Alamak, bagaimana pula bisa disebut penyemangat ibadah?
Kalau justru karena dia, kita rajin ibadah begini begitu. Tapi niat ibadah, tertuju kpd siapa ianya?
Duhai, biarlah hati menumbuhkan cinta. Tapi, janganlah racuni ia dgn maksiat, kawan.
Sungguh, mendekati racun itu saja, sudah ada "warning" yg terpampang.
Sudahlah kawan, biarkan masa mudamu diisi dgn fokus perbaikan diri dulu ya?
Biar nanti ia jadi kekasih kau, tak sekedar pacar

Restrain your gaze

Aturan main yg sangat menarik bagi saya.
Kenapa kita diminta menundukkan pandangan?
Bagi saya hal ini simply agar tak terbenak bayang-bayang seorang lawan jenis yg ayah bukan, kakak bukan, adik juga bukan. Lagipula buat apa? Banyak hal yg harus dibenakkan.
Bila terlanjur melihat, apalagi jika sosok tsb berkemungkinan mendesirkan hati. Maka hati tentu bisa jadi tidak tenteram. Malah jadi moody kitanya. Gak mau begini begitu hanya karena situasi hati tak menentu.
Coba kalau mata hati terjaga, kita selalu bisa riang mengerjakan sesuatu. Tak terpaku melakukan ini itu agar dilihat si dia atau lainnya.

Semua simply saja, karena mata dan mata hati sering erat hubungannya.
Ah, ini hanya menurut saya.
Silahkan sepakat atau tidak.
Yang terpenting, menundukkan mata hati ini tak hanya berlaku didunia nyata saja ya. Dimanapun kemungkinan itu berada, tetaplah menjadi pemenang pertarungan mengendalikan hati ya kawan.


Rumah-Mu rumahku

Ketika kita benar menyukai seseorang, akan sangat memungkinkan bukan, bila akhirnya nanti kita juga menyukai tempat dimana ia biasa kita temui. Apalagi bila itu tempat kesukaannya.
Bahkan, jika kita memiliki akses, pasti akan sangat menyenangkan bila kita bisa memastikan tempat yg disukainya itu selalu bersih, rapi dan nyaman baginya dgn usaha sepenuh hati kita. Benar bukan?
Oh Tuhan,
Andai saja perasaan seperti itu kami miliki tuk Engkau.
Agar selalu kami cintai pula rumah-Mu yang Mahakasih.
Hingga kelak, kami berharap bisa menjadi golongan orang-orang yang Kau naungi penuh kasih, dihari ketika tak ada lagi tempat berlindung.


Manusia hati

Adakalanya setiap usaha kebaikan yg kita lakukan justru berbalas kepahitan disaat itu pula.
Tak mengapa kawan. Tetap terimalah dgn hati yg tulus lagi riang. Sembari yakinkan diri, bahwa kita telah berhasil memenangkan pertarungan mengendalikan hati ini. Menjadi manusia hati yg bersahabat sejati keikhlasan.
Begitulah, terkadang kemenangan tak selalu diiringi kesuksesan dimasa kini. Bersabarlah kawan, tetaplah percaya bahwa akan ada hadiah yg menanti pasti. Sungguh, Tuhan takkan pernah ingkari janji.
Bila didunia hadiah itu tak kunjung datang, moga disurga ia telah menunggu
Ya. Terus belajarlah menjadi manusia hati.
Karena menjadi manusia hati itu sungguh akan membuat hidup ringan.
Mendapat nikmat, seberapapun, ia akan terus bersyukur. Karena mungkin diluar sana masih banyak yang tak seberuntung ia.
Mendapat kesusahan, ia akan terus bersabar. Karena sadar pasti lebih banyak lagi orang yg teramat susah dibanding dia. Pun apalah arti kesusahan sementara ini ketimbang semua nikmat yg tlah diterimanya selama hidup. Lagipula, akan selalu ada kemudahan yg menanti dalam keyakinannya bila terus sabar berikhtiar.
Oh manusia hati.
Tak mendapat apapun atau justru mendapat kepahitan pun kau didunia ini, engkau akan selalu ikhlas menerima atas apa-apa yg telah kau korbankan, kau lakukan.
Sungguh, kau biarkan hatimu yg mencerna setiap episod hidupmu. Menyenangkan sekali melihatmu mengalir menjalani hidup berkawan sahabat-sahabat sejati kehidupan. Ikhlas, sabar dan syukur.
Hei manusia hati, bisakah kami sepertimu?

Bertemankan hidup dengan mereka

Satu saran yang masuk akal bagi saya.
Kenapa kelak kita disarankan untuk bertemankan hidup orang-orang yang ada zat agama dalam dirinya?

Alasannya adalah:

Pertama, apabila dia tidak menyukai beberapa sifat kita. Maka dia tidak akan berlaku kasar pada kita. Entah itu karena dia mengingat sabda Rasulnya bahwa dibanding satu kejelekan, pasti ada berjuta kebaikan lain milik teman hidupnya yang tak boleh dilupakan. Atau karena titah Tuhannya. Yang karenanya ia bersabar dan menuntun kita menjadi lebih baik lagi. Agar kelak bersama menjadi pemenang yang dipertemukan kembali.

Kedua, bila nantinya ia harus mencintai kita, maka cintanya itu pasti karena kecintaannya pada Tuhannya. Dan tentulah cinta yang ia bangun itu akan lebih kekal. Sekekal aturan main Tuhannya. Cintanya akan setia. Sesetia ia membaktikan diri pada Tuhannya.
Perilakunya kepada kita akan selalu menyenangkan hati. Tentu saja karena ia telah terpaut untuk menjalani aturan main dari Sang Pencipta hati itu sendiri. Yang Maha paling mengerti ciptaanNya. Dan bilapun akhirnya nanti ia tak suka, dia akan tahu bagaimana cara terbaik menghadapi kita dengan tetap santun. Dan jika suatu saat ia tergoda untuk menyakiti kita, maka semoga ketakutannya kepada Tuhannya, selalu menjaga ia dari berbuat yang demikian.
Sebenarnya masih banyak lagi keberuntungan yang bisa kita dapat jika berteman hidup orang-orang seperti mereka.
Ah, tapi, agaknya saya pun harus berkaca.
Teringat sentilan seorang kakak.
Jika ingin sesuatu yang terbaik, maka cari ia dijalan yang baik.
Dan diperjalanan yang baik itu pula, kau jelas harus siapkan perbekalan diri yang terbaik. Kan lucu sekali, ingin yang terbaik tapi dengan modal yang tidak seimbang.
Ah tapi kawan, kemungkinan anugerah Tuhan akan selalu ada bukan?
Hei ndhuk, berdoalah selalu dan usahakan dengan perbaikan diri.
Semoga sukses!

Langit Biru

Kau tahu, langit yg biru itu selalu tetap diatas sana. Kita lah yg sering berubah-ubah. Begitu juga awan-awan diatas sana.
Maka, selalu yakinlah pada janji-janji kehidupan yg baik dari Tuhan kita yg pasti, yg telah tetap. Dari dulu hingga kelak nanti, selalu kekal.
Karena hati manusia selalu bisa berubah-ubah. Maka semoga pemahaman yg baik selalu menyertai kita.
Agar kebaikan hati selalu tertanam kokoh.
Tak mengapa bila pohon kebaikan hati kita ditinggalkan orang-orang.
Akan tetap ada yg bisa kita naungi dalam kerindangan hati dan kita berikan buah kemanisan hati.
Dalam berbagi kebermanfaatan, kita selalu bisa menemukan kebahagian disana. Kebahagiaan yg akan lebih lama menetap dihati.
Sebahagia langit biru yg tak lelah menetap diatas sana.



KOMIKITA : “Hati-hati Ita!”

Sore itu Ita dan Hepi tengah dalam perjalanan pulang dari kampus dengan berjalan kaki. Ita, seperti biasa, mengoceh banyak hal sepanjang jalan hingga mereka berdua melewati persawahan yang cukup luas.

Jauh di ujung sawah sana, nampak seekor sapi sedang asyik memakan rerumputan dipinggiran barat laut persawahan tersebut. Melihatnya, remaja putri tanggung itu merasa memiliki topik pembicaraan baru. Mungkin lebih tepatnya, bahan untuk menggoda Hepi, sahabatnya.

“Eh, Pi, Pi !! Awas kamu Pi ! Sapinya ngeliatin kamu lho Pi! Lihat itu Pi?” seru Ita sambil menunjuk-nunjuk sapi yang masih menyantap makanannya diujung sawah. Hepi ikut melihat ke arah yang ditunjukkan temannya dengan wajah agak tidak percaya. Dan Ita memang jelas tengah bercanda kepadanya.

“Pi, pi.. Hati-hati Pi. Kamu soalnya pakai baju kuning sekarang, sapinya suka warna kuning lho Pi. Ntar dikejar kamu Pi. Awas lho Pi” lanjut Ita ngasal meneruskan candaannya. Hepi hanya tertawa kecil menanggapi temannya.

“Apalah kamu ta? Bercandanya gak lucu” ujar Hepi kemudian sembari terus melangkah menyusuri jalan.

Ita tak mau berhenti. “ Ih, iya lho Pi. Lihat deh tu, sapinya ngelihat kamu terus! Hati-hati Pi, nanti kamu bisa-bisa dikejar lho Pi,” tambah Ita menakut-nakuti sambil cengengesan.

Akhirnya karena Hepi tak menanggapi lagi canda yang ia lontarkan, Ita memilih diam. Namun tetap memasang wajah nyengir tanpa dosanya. Mencoba mencari ide lain.

Akan tetapi, ketika sepuluh meter lagi mereka hampir tiba dipenghujung perempatan penghabisan sawah yang baru dipanen itu, terjadi suatu hal yang tak disangka-sangka. Apa itu? Sapi yang sedari tadi dijadikan bahan bercanda Ita mendadak sungguhan berlari mengejar kearah mereka dari seberang sawah sana bagai kelinci yang tengah berlari melompat-lompat. Ita yang tak sengaja kembali melihat kearah sapi tadi segera berseru kencang,

“Wiiiiih, LAARIII PIIIII.... !!!”



Hepi yang sontak melihat ikut terkaget-kaget. Kedua sahabat itu kemudian lari terpontang-panting semampu mereka menuju ke perempatan itu. Ita dan Hepi yang sudah kadung ketakutan diseruduk itu segera menyeberangi jalanan yang dilalui kendaraan itu ke arah berlainan dengan jantung berdebar kencang. Tak peduli kemana langkah membawa. Sejauh mungkin mereka berusaha menghindar. Padahal mereka satu kos. Namun lihatlah, kedua remaja itu bahkan lari kesana dan kesini. Hepi bahkan refleks memegang tangan ibu-ibu diseberang jalan. Sementara Ita malah berlari ke arah yang berlawanan dengan arah pulangnya.

Selepas dari kejaran sapi yang terhalangi lalu lalang motor dan mobil itu, Ita pulang dengan rasa ketakutan yang masih menyelimut. Hingga sesampainya dirumah, tanpa ba-bi-bu ia segera memberitahukan kakaknya apa yang dialaminya barusan lewat telfon.

“Kak! Kak Iki !! Tahu nggak?!” Ita masih berusaha mengatur napasnya yang masih tersengal.

“Enggak.” Suara diseberang terdengar cepat menjawab diiringi tawa kecil. Membuat yang bertanya agak sedikit bete.

“Eh, Kak Iki ini. Aku kan belum selesai cerita. Dengerin dulu lah kak?” Gadis usia 19 tahun itu cemberut seketika, kesal.

“Iya habisnya kamu, belum salam, langsung nodong kakak kayak begitu. Ya sudah deh, kenapa, kenapa? Assalamu’alaikum dulu tapi,”

Dibilangi seperti itu, Ita jadi nyengir. Setelah menjawab salam, mulailah ia bercerita
“Begini Kak, tadi itu aku kan pulang bareng Hepi. Terus bla bla bla..bla bla bla.. Eh, tahu-tahu kami jadi dikejar beneran lho sama sapinya kak. Aku sama Hepi saking takut disruduk, gak sadar tadi larinya pada kemana-kemana. Pikirku yang penting lari dulu. Wih, taubat aku kak,”

Sang kakak lagi-lagi tertawa kecil, “ Masa iya sih?”. Tentu saja Ita mengiyakan, mengangguk-angguk semangat.
“Ita, ita.. Makanya kamu tuh kalau bicara hati-hati. Kakak baru saja baca buku ini. Intinya, setiap apa yang kita pikirkan itu bisa memancarkan energi, entah itu positif atau negatif, ke lingkungan sekitar kita. Termasuk ke alam dan makhluk-makhluk hidup lainnya. Dan energi yang kita pancarkan itu, bisa kembali lagi balik kepada kita. Memantul. Sama seperti ketika kamu mendo’akan yang baik untuk temanmu, malaikat bakal doakan kebaikan serupa untuk kamu juga. Nah, makanya hati-hati kalau ngomong. Kata-kata bisa jadi do’a. Baik-baik pula kalau berprasangka. Kamu juga tahu kan, kalau Allah SWT sesuai dengan prasangka hambaNya. Tuh, pelajaran sore ini buat kamu. Sapinya jadi beneran ngejar kamu deh, gara-gara kamu bilang seperti itu terus” jelas kak Iki panjang.

Ita kembali mengangguk meski Kak Iki tidak melihatnya. “Oh, begitu ya, Kak. Iya deh, mulai sekarang Ita bakal baik-baik saja kalau bicara. Hmm.. Padahal tadi niatnya cuma bercanda buat nakut-nakutin Hepi lho kak.”

“Huu.. kamu ini. Justru sesama saudara muslim itu dilarang saling menakut-nakuti satu sama lain. Bercandanya diaminin malaikat itu jadinya. Kalau bercanda lain kali jangan berlebihan juga, dek”

“Oke ! Siaap Kek!” sahut Ita sambil terkekeh.

“Wah, baru dibilangin, malah bilangin kakaknya kakek-kakek. Nah itu, awas. Hati-hati ntar di belakangmu, ada....” Kak Iki balik membalas.

“Ih, ada apa Kak?” Ita sudah agak takut menoleh.

“Ada tas kamu itu belum dilepas”

“Ohh, hehe. Iya, ya. Kok kakak Iki tahu?” Ita melirik kebelakang badannya.

“Kebiasaan kamu kan, dasar. Celoteh mulu sih habis pulang sekolah. Buruan bersih-bersih gih sana.”

“Oke bos! Assalamu’alaikum !!”

“Wa’alaikumussalam.”
***